Sunday, April 12, 2015

Sharing perusahaan (VALVe)

Minggu ini gw ga akan banyak ngebahas tentang teori tapi lebih ke sharing perusahaan yang menurut gw hebat banget. Pertama-tama siapa sih dari kita yang ga pernah main atau setidaknya mencoba main Counter Strike atau lebih dikenal dengan CS, kayanya umumnya laki-laki pernah main CS. Di balik kesuksesan CS ada perusahaan yang dulu hanya bergerak dalam skala kecil sekarang sangatlah besar, siapa perusahaan itu?


Valve merupakan developer game-game besar seperti CS, DOTA, Half Life, dll. Tapi gw ga akan bahas valve dari sisi developernya, melainkan dari sisi pemanfaatan peluang dan meningkatkan brand equitynya. 
Awalnya cerita valve mengalami kesulitan sangat ingin melakukan update game Counter strikenya yang haru membuat pengguna offline beberapa hari serta valve juga ingin membuat anti-piracy dan anti-cheat software, hal ini membuat Valve ingin membuat sebuah software yang bisa menyelesaikan masalah tersebut dengan meminta bantuan perusahaan besar seperti Microsoft, Yahoo, dll namun ditolak. Akhirnya Valve bekerja sama dengan Acer dan AT&T, software tersebutpun muncul dengan nama Steam.

Awalnya Steam dibuat untuk melakukan update, anti cheat, anti piracy, dan komponen game tetapi pendiri Valve Gabe Newell melihat peluang bahwa pasar game di PC masih sangat baik (saingan saat itu adalah Playstation, XBOX, Nintendo, dll) disaat banyak industri mengatakan industri PC sudah dewasa dan tidak akan berkembang. Maka Steam mulai bekerja sama dengan developer-developer game untuk menjadikan Steam merupakan pusat game layaknya console seperti PlayStation, banyak masalah dan penolakan yang terjadi pada awal perkembangan steam.



Namun singkat cerita saat ini Steam merupakan platform game terbesar di PC dengan menawarkan lebih dari 4500 games dan menguasai pasar game digital sebesar 70% (dibeli secara online). Pemilik Steam Gabe Newell mengatakan bahwa profit Steam setahun melebihi profit per employee google yang memiliki pendapatan per karyawan 350.000, dengan jumlah karyawan Steam yang berjumlah 250 orang pada tahun 2010 maka setidaknya profit steam pada tahun 2010 adalah 87,5juta dollar US, bahkan ada beberapa pihak yang mengatakan profitnya mencapai 300juta-400juta US dollar.




Sunday, April 5, 2015

Brand Architecture 2

Lanjuttt nih tentang brand architecture, ada tiga jenis brand architecture lagi yang mau gw jelasin kali ini. Mudah-mudahan tigas sebelumnya ngerti bedanya karena tigas jenis kali ini yang menurut gw agak susah bedainnya sama tiga sebelumnya.
Sekedar review aja tiga sebelumnya yang gw bahas ada Product Brand, Range Brand, dan Line Brand. Langsung aja ke tigas jenis selanjutnya :

1. Umbrella Brand
Brand architecture ini menggunakan nama brandnya untuk "memayungi" produk-produknya yang dibedakan dengan menggunakan kode tertentu, tapi di depan kode tersebut pasti ada nama brandnya.
Contoh: 
Nokia 3310, Nokia 7610, Nokia 3300, Nokia 6600, dll.
Mercedes Benz e350, c250, c200, S300, dll.


2. Shared Brand

Brand architecture yang merupakan gabungan dari product brand dan brand induknya. Brand yang tiap produknya punya nama masing-masing tapi di depannya disertakan pula nama brand induknya.
Contoh:
Microsoft Office, Microsoft Windows, Microsoft Outlook, Microsft Skydrive, dll


3. Endorse Brand


Brand architecture jenis ini selalu menampilkan Brand induk dalam setiap produk yang dimiliki yang biasanya berupa logo perusahaan atau tulisan. Umumnya di taruh di depan kemasan dekat merek brand anak.
Contoh:
Nestle, disetiap produk nestle baik itu milo, kitkat, koko krunch, nescafe, dll pasti ada lambang burung dengan sarangnya ataupun bisa juga dengan tulisan nestle.


Jenis-jenis brand architecture diatas merupakan struktur yang biasa digunakan oleh perusahaan untuk anak-anak brandnya, banyak perusahaan yang tidak hanya menggunakan satu jenis brand architecture ,bisa lebih tergantung kita melihatnya jika kita melihat secara keseluruhan maka umumnya perusahaan besar menggunakan jenis hybrid yaitu penggabungan dua jenis atau lebih brand architecture.


Sekian artikel tentang brand architecture semoga bisa bermanfaat bagi pembaca. Thankks for reading


Saturday, April 4, 2015

Brand Architecture 1

Brand besar bisa terdiri dari brand-brand kecil... yep kali ini gw mau nulis tentang brand architecture.
Apa sih Brand Architecture? Ialah Struktur brand-brand yang terdapat pada satu organisasi atau brand 's parent. Umumnya brand architectur digunakan perusahaan yang sangat besar seperti Unilever, P&G, Google, dll karena membutuhkan dana/modal yang sangat besar.

Banyak macam cara yang digunakan perusahaan untuk menstrukturkan anak-anak brand yang dimilikinya, ada enam jenis brand architecture yang akan gw jelasin disini tapi gw bagi menjadi dua bagian,tiga jenis akan gw bahas skrg tiga lagi akan gw bahas di artikel selanjutnya.
KENAPA gw bagi jadi 2 bagian? Jujur gw sendiri masih kadang salah bedainnya tapi gw tegaskan disini, dalam melihat brand architecture bisa dari berbagai macam sudut pandang brand-brandnya, jadi saat gw bilang suatu brand menggunakan jenis struktur A maka jika diubah sudut pandangnya maka bisa saja menjadi menggunakan struktur B atau C, sekali lagi tergantung kita lihat dari mana. Oleh karena itu ada struktur hybrid bagi perusahaan yang menggunakan dua macam struktur atau lebih.

Langsung mulai aja 3 jenis architectur pertama :

1. Product Brand

Brand Architecture dimana sebuah perusahaan membagi produk-produknya ke masing-masing brand yang mandiri.
Contohnya:
Unilever banyak banget anak-anak brandnya seperti Clear, Pepsodent, Walls, Tresemme, , Lipton, Axe, dan masih ratusan lainnya. Tiap anak brand punya strategi masing-masing dan memiliki manajemen masing-masing. sehingga strategi untuk masing-masing brand bisa lebih fokus dan positioningnya lebih spesifik. Yang pentingnya adalah jika satu anak brand mengalami masalah ,brand anak yang lain tidak akan terkenda dampak signifikan. Tapi Cost marketing brand architecture semacam ini besar sekali karena tiap anak brand menggunakan marketingnya masing-masing.


2. Range Brand

Brand architectur dimana sebuah perusahaan menggunakan satu brand tapi punya produk kategori yang berbeda walaupun masih memiliki kaitan dengan produk utama.
Contoh: 
Asus memiliki produk utama part komputer dan laptop. Tetapi Asus juga mengeluarkan produk seperti mouse, tas laptop, smartphone, dll yang masih terkait untuk menunjang produk utama.


3. Line Brand
Brand Architectur yang menggunakan satu nama/satu brand dan produk-produknya masih satu lini.
Contoh:
Disini gw jelasin maksudnya beda sudut pandang deh, gw menggunakan contoh salah satu anak brand Unilever lagi yaitu Pepsodent, Pepsodent punya produk utama pasta gigi tapi punya produk lain seperti sikat gigi, benang gigi, mouthwash, dll yang masih satu lini yaitu perawatan gigi/mulut.



Udah tiga jenis Brand architectur yang gw jelaskan, tiga selanjutnya akan gw tulis sore nanti. Di tunggu ya. Semoga bermanfaat...................... thanks

Branding Sales

Setelah dua minggu gw cuti bikin blog karena UTS, sekarang gw mau mulai lagi nih menulis blog "tercinta". Artikel kali ini gw mau bahas tentang branding yang berujung akan sales namun berbeda dengan marketing.


Dalam proses Sales tentu ada proses yang harus diajalani seperti Review market, STP, dll. Proses yang tepat akan membuat konsumen merasa senang, nyaman, menganggap produk tsb worth it akhirnya akan terjadi sales. Nah Sales ini bisa dilakukan dengan dua cara yang berbeda:

1. Yang pertama adalah dengan cara yang bisa dirasakan, dibandingkan, dan dilihat. Cara ini merupakan marketing mix yang berisi dari product, place, price, promotion, process, people, dan physical evidence. Cara ini merupakan marketing konvensional yang sampai sekarang masih dipakai.

2. Lalu yang kedua adalah dengan cara Branding, membentuk brand equity yang kuat sehingga membuat nilai lebih bagi konsumen yang menggunakan produk berlabel brand tertentu. Branding mengangkat sales yang terjadi dari sisi emosional konsumen. Contohnya paling gampang ya tentu produk apple, banyak orang beli iPhone atau macbook bukan berdasarkan fungsi atau teknis tetapi klo pake produk apple itu terlihat berkelas ataupun meningkatkan pride.



Gw baca artikel dari internet yang cocok untuk artikel gue kali ini, ini dia : HeadPhones article
Sesuai dengan artikel yang gw kasih, Branding telah membuat  orang tidak melihat fungsi headphone yang sebenarnya "Today, the audio industry is saturated with marketing. Clueless consumers snap up name-brands at $300+ price points while merrily scrolling past better, cheaper pairs. The problem? We’re conditioned to shop by brand, rather than by true audio experience." 

Sebuah industri yang sudah tersaturasi dengan kegiatan branding akan membuat perusahaan mendapatkan untung yang lebih karena nilai mahal produk yang dibuat bukan berdasarkan Cost dalam membuat produk tersebut melainkan nilai brand yang tertera pada produk tersebut.

Nah tugas brand management disini tentu mencari "Gap" yang ada melalui review market jika terjadi Gap yang sangat besar maka perlu dilakukan re-branding agar tercipta brand yang kuat sehingga Sales terjadi.